Inilah ironi yang terjadi di dunia yang disebut berperadaban maju ini. Karena menganggap makanan yang ia beli telah menjadi miliknya sepenuhnya, banyak orang yang tidak peduli ketika ia tak sanggup memakannya dan dengan entengnya menyisakan banyak makanan di piringnya.
Mereka tidak menyadari meskipun mereka punya uang, sumber daya makanan yang ia beli adalah milik masyarakat. Mereka lupa betapa banyak kerja keras yang harus dilakukan petani agar makanan bisa sampai diatas meja makan, dan betapa banyak orang yang membutuhkan makanan layak selain kita.
Perilaku menyisakan makanan ini ternyata menjadi masalah serius. Laporan yang dirilis Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menyatakan bahwa 30% - 50% makanan di dunia ternyata terbuang sia-sia. Ini berarti 2 miliar ton pasokan makanan membusuk tanpa dimakan setiap tahunnya. Amerika dan Inggris menjadi negara yang paling besar membuang makanan.
"Kode etik" sebuah jamuan yang membuat orang segan untuk menghabiskan makannya menjadi faktor utama makanan terbuang percuma. Faktor lain adalah terbuangnya sayuran yang tak lulus seleksi di supermarket atau terbuangnya makanan karena kadaluarsa.
Sebuah video menyentuh dari perusahaan budidaya pangan Arab Saudi, Almarai, menggambarkan kerja keras para petani untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan kita. Visualisasi indah dengan sebuah piring raksasa yang satu demi satu diisi makanan oleh para petani ini berakhir dengan seseorang yang menyantapnya, namun tak sampai habis. Tiba-tiba para petani "kurcaci" yang menanam padi, beternak dan memasak lauk pauknya bermunculan, dan memaksanya untuk menghabiskan makanan yang tersisa.
Pesan kuat dari video ini sangat jelas; Hargailah Sepiring Nasi Dengan Memakannya Tanpa Sisa.
Artikel menarik lainnya :
Zaman Dulu, Ada Pria Yang Rela Dikebiri
إرسال تعليق