Latest News

Thursday, January 24, 2019

Romo Yans Sulo: Berguru kebajikan dan kebijaksanaan dari seorang Jokowi


Romo Yans Sulo:
Berguru kebajikan dan kebijaksanaan dari seorang Jokowi
=Remah-remah dari 'cielito lindo' (surga kecil) Makale=
(Jokowidodo, manusia langka yang dilahirkan di Asia)

Para sahabat, Anda jangan memberiku predikat "kampanye" ketika aku menyorot nama presiden Republik Indonesia (Jokowidodo), Karena mamang aku sedang tidak untuk kampanye. Tetapi aku hanya ingin belajar daripadanya bagaimana hidup bersama. Bukan belajar membangun puluhan ribu kilo meter jalan raya dari Sabang sampai Merauke. Bukan pula belajar membangun bandara dan sumber energy. Bukan belajar bagaimana menjadikan bangsa ini pemilik tambang emas di Papua yang berpuluh-puluh tahun dibungkus oleh bangsa asing dengan nama tambang "tembaga". Bukan belajar bagaimana menyamakan harga bensin yang sama dari Sabang sampai Merauke. Bukan pula belajar bagaimana membangun rel kereta api dan atau membangun bendungan dan pasar tradisional yang membantu rakyat negeri ini merai kesejahteraannya.
Aku hanya ingin berguru kebajikan daripadanya. Iya, berguru kebajikan dan kebijaksanaan dari seorang manusia langka yang terlahir di negeri ini.
Aku ingin belajar melihat manusia sebagai mahluk yang luhur dan mulia.
Aku ingin belajar memberikan hak kepada yang memiliki hak dan belajar menuntut kewajiban bagi mereka yang memiliki kewajiban.
Aku ingin belajar bagaimana keluar dari zona aman, dengan menjadikan diri sebagai rahmat bagi sesama.
Belajar menahan godaan nafsu kekayaan di tengah zaman keserakahan.
Belajar ugahari di tengah negeri yang berlimpah susu dan madunya.
Serta aku ingin belajar bagaimana menjadi manusia yang beriman, jujur, bersih, rendah hati, dan kesatria, sebagaimana yang diajarkan oleh leluhur kami manusia Toraja sendiri: "Lobo'ko ammu kasalle, manarangko ammu kinaya, bidako ammu barani. Langngan-langngan oi sangbara'mu membulean pole' oko. Ammu tang disirantean, tenko to pasareongan".

Jokowi, sebuah nama yang lagi menjadi perbincangan seantero dunia. Nama yang seolah-olah mengakar dalam kedamaian di hati rakyat negeri ini. Nama yang tidak angker dan sekeramat nama-nama para penguasa yang lain di muka bumi, namun karya-karyanya mewarnai seluruh sudut nusantara. Namun aku tidak ingin berguru soal nama, pun pula tidak soal karya-karyanya. Tetapi aku ingin berguru daripadanya soal kebajikan dan kebijaksanaannya.
Ia dicacimaki namun tidak merasa sakit.
Dihina namun tidak merasa hina dan marah.  Difitnah namun tetap tersenyum.
Direndahkan namun semakin bersinar bagaikan bintang kejora.
Di"kafir"kan namun semakin beriman.
Dibenci namun semakin dicintai.

Aku sungguh-sungguh kagum kepadanya. Dalam hati aku bertanya, mahaguru seperti apakah yang telah mendidiknya bisa "hadir" seolah-olah seorang nabi.
Aku sungguh-sungguh kagum kepadanya. Dan sekali lagi dalam hati bertanya,  rahim seperti apakah yang telah mengandungnya sehingga dia bisa "lahir" bagaikan manusia ajaib, yang sanggup membalas cacian dengan pujian, membalas hinaan dengan doa sucinya, membalas fitnahan dengan canda tawanya.
Sungguh,  aku sungguh-sungguh kagum kepada pribadinya yang agung dalam kesederhanaan. Dia yang tidak larut dalam pujian ketika disanjung, dan tetap tegar penuh semangat bekerja ketika direndahkan. Kagum kepadanya bagaimana ia memilah dan memilih para menterinya yang sungguh-sungguh memiliki hati untuk bangsa ini, dan tidak segan-segan memecat para pecundang bangsanya saat mulai menunjukkan tanda-tanda tidak becus dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.

Aku lalu berpikir, mungkinkah sosok seperti dia itukah yang disebut sebagai manusia yang sungguh selesai dengan persoalan dirinya, yang tidak lagi berfikir tentang dirinya ketika orang justru ramai-ramai mendiskreditkannya?
Mungkinkah sosok seperti dia itukah yang disebut sebagai manusia yang tidak sibuk dengan pujian dan hinaan karena di benaknya hanya ada pengabdian diri yang total?
Mungkinkah sosok seperti dia itukah yang disebut sebagai manusia bijak nan arif yang tidak pusing dengan segala label negatif yang dituduhkan atasnya?
Aku pun lalu berfikir, apakah orang-orang yang menghina dan membenci orang bersih yang setulus dan sesuci dia ini tidak akan terlempar ke tubir lembah kekwalatan dan kedurhakaan seperti "keyakinan kuno"  agama-agama suku di negeri ini sebelum agama-agama dari luar sana hadir di nusantara?

"Tuan presiden" (izinkan aku menyapa bapak dengan sapaan "tuan presiden"), tolong ajarkan kepadaku rahasia di balik "keunikan" pribadimu yang penuh misteri itu.
Ajarkanlah kepadaku rahasia tersenyum penuh keramahan ketika difitnah dan dihina. Ajarkanlah rahasia mendoakan ketika dicacimaki.
Ajarkanlah kepadaku rahasia mengampuni ketika disakiti.
Ajarkanlah kepadaku rahasia mencintai ketika dibenci.
Ajarkanlah kepadaku rahasia memuji ketika dicela.
Ajarkanlah kepadaku rahasia memikirkan orang lain ketika orang lain sibuk memikirkan dirinya sendiri.
Ajarkanlah kepadaku mencipta hati dan budi yang suci walau diteriaki peka-i.
Ajarkanlah k epadaku bagaimana b erdoa siang dan malam untuk bangsa ini dan bagi mereka yang hendak menjadikannya negeri sapi perahan.
Ajarkanlah kepadaku untuk mengambil rupa rakyat biasa ketika jabatan penting berada di pundakku. Karena engkau yang walaupun orang nomor satu di negeri ini rela mengambil rupa dan hidup seperti kami rakyatmu. Duduk, makan,  dan tidur di bawah tenda darurat. Engkau sungguh-sungguh berhati mulia dalam kesahajaanmu. Engkau yang yang tidak pernah memikirkan kejahatan dan kehancuran bangsa ini sedetikpun dalam hidupmu.

Akupun ingin memiliki cinta yang membara untuk bangsa ini seperti cinta yang tuan presiden berikan untuk negeri ini.
Akupun ingin bekerja untuk anak-anak bangsa dalam tugasku yang penuh cinta kasih seperti tuan presiden bekerja dalam tugasmu yang penuh cinta kasih.
Akupun ingin tersenyum tanpa dendam kepada orang-orang yang mencacimaki diriku seperti tuan presiden tersenyum tanpa dendam kepada mereka yang membencimu.
Akupun ingin membawa dalam doa suciku nama-nama mereka yang membenciku di hadirat Allah yang mahabesar seperti tuan presiden menyebut nama-nama mereka yang tidak mengakui karya-karyamu.
Akupun ingin memikirkan orang lain ketika orang lain sibuk memikirkan dirinya sendiri seperti yang tuan presiden buat untuk negeri ini.
Akupun ingin hidup untuk memberi dan bukan untuk diberi seperti yang tuan presiden buat untuk negeri ini.

Tuan presiden, Bapak Jokowidodo, izinkan aku belajar kebajikan dan kebijaksanaan darimu walau sudah pasti engkau akan keberatan kusebut sebagai orang bijaksan nan arif.
Tetaplah memancarkan pesona kebajikan dan kebijaksanaanmu bagi negeri ini dan bagi dunia.
Biarkanlah doa-doa sucimu dan doa-doa rakyatmu yang setia menfuatkanmu selalu untuk tetap tersenyum bagi kaum sebangsamu sendiri yang mencacimu,  menghinamu,  menfitnahmu, dan merendahkanmu.
Biarkanlah kesahajaan dan kesederhanaanmu memancar dalam keagungan bangsa ini.
Biarkanlah kerendahan hatimu menyejukkan hati yang beku karena keserakahan harta dan kuasa.
Biarkanlah cinta abadimu untuk negeri ini terukir indah dalam karya-karyamu dari Sabang sampai Merauke.
Dan biarkanlah aku tetap berguru kebajikan dan kebijaksanaanmu, Karena engkau sungguh-sungguh seorang manusia yang penuh kebajikan dan kebijaksanaan titisan nusantara jaya. Bapak Jokowidodo, terima kasih telah "hadir" bagiku sebagai sosok teladan dalam kebijaksanaan dan guru dalam kehidupan bersama. Semoga umurmu panjang dan sehat selalu. Doaku menyertaimu selalu wahai presiden kami dan guru shopie-ku. *


Makale - Tana Toraja,  Medio Sept' 2018
R. D. Yans Sulo Paganna'.
(Penulis: Toraya Tondokku Nusantara Negeriku)

Tuesday, January 1, 2019

Menjadi Manusia Modern


Manusia modern sering diartikan sebagai manusia yang mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam menjalani kehidupannya, tidak lagi tergantung pada alam. Manusia modern diartikan juga secara fisik yaitu dimana manusia sudah mampu menghasilkan secara massal produk-produk untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, tidak hanya mengambil hasil dari alam.

Pengertian yang paling jelas diungkapkan oleh Alex Inkeles dalam “Becoming Modern: Individual Change in Six Developing Countries” (Harvard University Press;  1974), pengertian  manusia modern adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam menjaga kelangsungan hidupnya.
Alex Inkeles adalah seorang  psikolog sosial Amerika dan Guru Besar dari Harvard University yang lahir pada  4 Maret 1920 di Brooklyn, New York dan meninggal 9 Juli 2010.

Ciri-ciri Manusia Modern

Sebagai manusia modern, seseorang harus memenuhi ciri-ciri yang berkaitan dengan semangat, cara merasa, cara berpikir, dan cara bertindak yang modern.
Beberapa ciri-ciri manusia modern menurut Alex Inkeles adalah:
  • Terbuka yaitu memiliki kesediaan untuk menerima pengalaman baru dan terbuka bagi pembaharuan dan perubahan.
  • Memiliki kesanggupan untuk membentuk atau mempunyai pendapat mengenai sejumlah persoalan dan hal-hal yang timbul di sekitarnya, ingin tahu tentang dunia, tidak menutup diri terhadap urusannya sendiri atau masalah-masalah komunitasnya sendiri,  toleran terhadap pluralisme, tidak lari dari hal lain.
  • Berorientasi waktu kekinian dan masa depan, bukannya masa lampau.
  • Memiliki keyakinan bahwa seseorang dapat mengendalikan lingkungan dan yakin bahwa orang dapat belajar untuk menguasai alam dalam batas tertentu, bukan dikuasai seluruhnya oleh alam.
  • Sadar akan harga diri orang lain dan bersedia menghargainya sesuai Nilai Hidup Manusia.
  • Memiliki perhatian pada pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan, percaya pada penjelasan rasional.
Ciri-ciri yang diungkapkan oleh Alex Inkeles adalah perwujudan manusia tersebut di tengah perkembangan dunia saat ini yang sarat dengan conflict of interest, perubahan teknologi yang cepat, demokratisasi, hak asasi manusia, dan semakin terbatasnya sumber daya alam.
Manusia modern mampu menghadapi tantangan dan memecahkan masalah yang muncul dalam menjalankan peran dan fungsinya. Untuk itu harus memiliki semangat, cara merasa, cara berpikir, dan cara bertindak yang modern. Sikap siap menerima pembaharuan dan perubahan, berorientasi waktu kekinian dan masa depan, dan keyakinan harus belajar untuk menguasai kompetensinya merupakan karakteristik yang harus melekat pada diri manusia modern. Baca Sikap Optimis dan Pesimis.
Tidaklah mengherankan jika saat ini tuntutan terhadap kompetensi manusia modern semakin tinggi, Lebih dari pada itu, bukan hanya sekadar kompetensi, namun semangat kerja, cara pandang, cara merasa dan cara bertindak manusia modern harus dibangun secara baik agar mampu menghadapi tantangan dan hambatan yang dihadapi organisasi dalam menjalani dinamika perubahan zaman.

Pengertian Ego, Egois, Egoisme, Egoistis dan Egosentris

Manusia, seringkali membangun perlindungan dalam kecongkakan yang dipicu ego. Mereka mengira ego itu kekuatan. Ego, pada kenyataannya, hanyalah kelemahan buat menyelubungi perasaan rendah diri. Mereka merasa dibutuhkan, dihormati, dicintai, dan diharapkan.
Pengertian Ego
Apa sih yang dimaksud dengan ego? Pengertian ego adalah persepsi dan konsepsi individu tentang kepribadian dan harga diri sendiri, yang selanjutnya dapat mempengaruhi keyakinan dirinya dalam berhubungan dengan dunia kenyataan.
Sebenarnya ego sulit untuk dijelaskan atau digambarkan. Ego individu sulit ditentukan karena ego bukanlah satu hal yang spesifik dan terdiri dari banyak keyakinan berbeda yang diperoleh seseorang atas hidupnya. Keyakinan itu bisa beragam dan bahkan kontradiktif. Selain itu, ego setiap orang berbeda.
“Memiliki ego” biasanya dikaitkan dengan arogansi dan merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang berpikir bahwa mereka lebih baik daripada yang lain. Namun ini hanya satu bagian dari ego. Seseorang mungkin memiliki beberapa ego yang positif dan beberapa ego negatif. Keyakinan negatif tentang diri seseorang akan membentuk ego negatif, sementara pikiran positif akan membentuk ego positif kita. Keyakinan negatif dan positif itu secara bersama membentuk ego.
Salah contoh yang berkaitan dengan ego adalah dalam permainan sepak bola . Pemain yang memiliki ego tinggi menciptakan kesenjangan dalam hubungan antar pemain. Ego tinggi membuat seorang pesepakbola mudah melukai orang lain. Orang yang suka melukai pun akan lebih mudah terluka. Menampilkan ego, apalagi secara demonstratif, akan memancing dan mengusik ego orang lain.
Ego mengobarkan semangat persaingan dan saling menjatuhkan. Ego melahirkan pesepak bola sombong terang-terangan maupun tersembunyi. Ego membuat orang berfokus secara defensif pada kebutuhan diri sendiri. Pemain sepak bola adalah watak kita di dunia nyata. Kebalikan dari egoisme adalah Tingkah Laku Altruistik.

Pengertian Egois, Egoisme, Egoistis dan Egosentris

Secara singkat pengertian istilah-istilah yang berkaitan dengan ego, sebagai berikut:
  • Egois adalah orang yang selalu mengutamakan atau menonjolkan kepentingan dirinya sendiri .
  • Egoisme adalah sikap (kelakuan) yang didasarkan atas dorongan kepentingan diri sendiri atau menganggap diri sendiri lebih penting daripada kepentingan orang lain.  Dalam filsafat, egoisme merupakan teori tentang segala perbuatan atau tindakan selalu disebabkan oleh keinginan untuk menguntungkan diri sendiri.
  • Egoistis (egoistik) adalah hal yang berkenaan dengan orang yang mementingkan diri sendiri.
  • Egosentris (egosentrik) adalah sifat  yang menjadikan diri sendiri sebagai titik pusat pemikiran (perbuatan); berpusat pada diri sendiri (menilai segalanya dari sudut diri sendiri).
Dalam pergaulan sosial, individu yang hanya fokus kepada kebutuhannya sendiri lambat laun akan diliputi perasaan sengsara, dan tanpa daya. Karena, sejatinya manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak bisa hidup sendiri. Manusia memiliki kebutuhan untuk bersosialisasi dengan sesamanya.