Latest News

Thursday, January 19, 2017

Jalani Hidup Irit Setahun, Isi Tabungan Wanita Ini Menakjubkan

terutamasehat.blogspot.com - Michelle McGagh bekerja sebagai jurnalis keuangan selama 10 tahun. Tapi meski paham benar tentang keuangan, ia tetap kesulitan untuk mengatur keuangannya sendiri. Ia merasa tak adil jika selalu menganjurkan orang untuk menabung tapi ia sendiri pemboros dengan selalu menghabiskan uang pada hal-hal sepele.

Karena itulah ia memutuskan untuk melakukan sebuah percobaan untuk hidup irit dengan hanya membeli barang-barang yang paling dibutuhkan selama setahun. Apa yang ia lakukan cukup radikal; Ia tak lagi membeli baju baru, kemanapun pergi hanya memakai sepeda, dan makan hanya dengan makanan sederhana.


Di akhir tahun setelah menjalani hidup hemat yang radikal, ia berhasil menabung sebanyak $23.000, atau sekitar 300 juta rupiah. Jumlah yang ia kira takkan pernah bisa ia tabung dalam waktu setahun. Michelle menceritakan kisahnya agar menjadi inspirasi bagi kita.

Aku sadar aku selalu menghabiskan banyak uang untuk sesuatu yang tak perlu; nongkrong di bar, beli baju bagus, ngumpul di cafe dan lain sebagainya. Semua ini dibarengi dengan harus membayar cicilan dan berbagai urusan lain yang butuh biaya besar.

Aku telah terjebak di dalam pusaran konsumtif yang tak berujung. Selalu percaya pada iklan dan yakin bahagia didapat dengan banyak belanja. Pada akhirnya aku bosan dengan gaya hidup yang selalu menghabiskan uang dan memutuskan untuk membongkar kehidupan lama dan mulai merubah kebiasaanku, menolak semua keinginan dan hanya membelanjakan uang untuk kebutuhan dasar saja.

Apa yang tetap dibiayai:

  • Cicilan, keperluan dasar, asuransi kesehatan, menolong orang tua, menyumbang ke lembaga amal, biaya internet, dan ponsel. Semua membutuhkan biaya kurang dari $2000 dolar sebulan.
  • Produk kecantikan dasar (sampo, odol, deodoran, dll); keperluan rumah tangga (pembersih lantai, detergen, dll); bahan makanan untuk masak di rumah. Aku bersama suami menganggarkan tak lebih dari $35 dolar seminggu untuk semua kebutuhan ini.


Apa yang kutinggalkan:

  • Hiburan: Nonton bioskop, pub dan restoran, makan diluar, cafe, liburan, dan jajan.
  • Pengeluaran untuk berolahraga di gym
  • Baju baru, parfum, produk kecantikan, biaya perawatan rambut.
  • Ongkos transporrtasi (taksi, bus dan kerata api, dll).


Aku mulai untuk :

  • Pergi kemanapun memakai sepeda - pergi kerja, meeting, bahkan keluar kota.
  • Piknik di taman, bepergian dengan tidur di tenda, mencari gelaran pameran dan aksi musik panggung gratis.
  • Makan makanan seadanya di rumah, bahkan menghindari makan coklat.
  • Berolahraga di rumah (dengan memakai sepeda kemana-mana tentu saja juga termasuk olahraga).


Selama setahun, aku belajar efisien dan berhemat dalam mengeluarkan uang untuk makanan. Semua dimasak sendiri. Dulu aku tak pandai masak, tapi sekarang sudah lumayan bisa.

Tentu saja aku takkan berpura-pura kalau yang dijalani ini mudah, terutama pada bulan-bulan awal ketika aku mencoba hidup dengan gaya lama tapi tanpa uang. Kadang, aku sangat ingin mencampakkan gagasan ini dan segera menenggelamkan diri dalam belanja, mabuk di bar, atau hanya sekedar membeli tiket bus dan tak lagi naik sepeda saat cuaca dingin.

Namun, aku mulai mengerti sesuatu yang penting; Anda tak harus selalu membuka dompet setiap kali ingin bahagia.

Aku telah mengunjungi begitu banyak festival musik gratis, berjalan keliling taman sepuasnya, ikut banyak event olahraga jalanan, dan mengunjungi begitu banyak pameran dari sebelumnya.
Selama liburan, aku bersepeda di sepanjang pantai Suffolk dan Norfolk bersama suami, menghabiskan malam di tenda yang belum pernah kealami sebelumnya, dan kita aku ingin mengulangi kembali pengalaman itu.

Tentu saja ada masa-masa sulit yang harus dihadapi. Aku melewatkan acara komedi dan film-film blockbuster, kangen ingin nongkrong bersama teman di cafe. Potongan rambutku berantakan tanpa perawatan yang layak. Ada juga momen canggung saat teman mengundang makan malam ke rumahnya dan kami harus datang dengan tangan kosong tanpa buah tangan. Namun, sebagai ungkapan terimakasih, aku mencuci seluruh piring kotor setelah jamuan.


Lima hal yang benar-benar kerindukan:

  • Kari asli, Aku sudah belajar memasaknya, tapi kari masakanku jauh dari sempurna.
  • Bunga asli. Aku sadar betapa kangennya aku pada bunga saat temanku mengirim buket bunga saat ulang tahun. Aku benar-benar memujanya.
  • Pelembab kulit. Aku tak memasukkannya kedalam barang yang dibutuhkan, dan itu ternyata sebuah kesalahan besar- wajahku berantakan oleh cuaca.
  • Parfum. Dengannya, aku merasa lebih manusiawi, karena aku selalu memakai celana olahraga dan sepatu sneaker, dan naik sepeda setiap hari.
  • Naik bus akan nyaman saat hari hujan atau cuaca berangin, apalagi saat harus melakukan pertemuan yang mengharuskan kita tampil rapi.




Dalam setahun, aku telah mendapatkan apa yang awalnya terlihat tidak mungkin: aku telah menabung uang sebanyak $23.000 dan mampu membayar sebagian cicilan didepan. Dan ini adalah sebuah kegembiraan. Sebelumnya, aku pikir beban ini akan terus menggantung di leherku hingga 25 tahun kedepan, tapi sekarang aku sadar aku bisa menyelesaikannya dalam waktu lebih singkat.  Tentu saja, aku tak ingin menjadi radikal lagi, tapi sekarang aku tahu aku bisa menahan diri.

Tahun lalu aku sering berkata,"Pasti kamu telah melewatkan begitu banyak shopping!" sebenarnya tidak juga. Aku sadar aku tak lagi butuh pakaian yang bagus yang menghabiskan banyak uang seperti sebelumnya. Yang kubutuhkan hanya jeans sederhana, sedikit parfum dan potong rambut.


Saat pengalamanku berakhir, aku tak lari ke pusat perbelanjaan. Sebagai gantinya, aku membeli bir untuk teman dan keluarga sebagai ungkapan terimakasih karena telah mendukungku, dan aku membeli tiket pesawat ke Irlandia, tempat dimana kakekku tinggal.

Bagiku, hasil yang paling penting yang kudapat setahun ini adalah aku menjadi lebih membuka diri pada petualangan dan orang-orang baru. Aku belajar berkata "ya" pada hal baru. Dan aku sadar, betapa sedikit yang dibutuhkan untuk menjadi bahagia.

No comments:

Post a Comment