Latest News

Saturday, September 3, 2016

Sepuluh Cara Terbaik Kenali Pembohong

terutamasehat.blogspot.com - Kita sangat sulit untuk mengetahui apakah seseorang sedang berbohong atau berkata jujur. Pada kebanyakan kasus, jika Anda meragukan kejujuran seseorang, secara naluriah akan ada ribuan prasangka yang berseliweran di kepala, namun kita tak tahu cara membuktikannya.

Untungnya, para ahli psikologi punya cara ampuh untuk mengetahui tanda-tanda apakah seseorang mengatakan hal jujur atau sedang berbohong pada kita.  Dengan sepuluh cara ini, kita akan bisa mendeteksi kebohongan lawan bicara kita. Bahkan pembohong licik dan berpengalaman sekalipun masih bisa terlacak jejaknya.


1. Bahasa tubuh

Jika Anda curiga pada apa yang dikatakan lawan bicara, cobalah lebih memperhatikan gestur tubuh dari pada kata-katanya.  Pembohong cenderung akan menyembunyikan tangannya (bisa dengan menjalin jari-jari tangannya, memasukkan tangan ke kantong, menduduki tangan atau meletakkan tangan di belakang punggung). Ketika berbohong, orang akan sulit untuk duduk tegak dan kakinya tak bisa tenang. Jika mereka mengerutkan bibir atau membasahi bibir dengan lidah saat Anda mengajukan pertanyaan, itu adalah indikasi kuat kalau mereka sedang berbohong.


2. Cara bernafas

Ketika seseorang sedang berbohong, mereka cenderung akan bernafas berat dan suara mereka seperti tercekat dan dangkal, ini disebabkan karena meningkatnya aliran darah dan denyut jantung, yang membuat mereka menjadi gelisah.

3. Kaku

Ketika sedang berbohong, orang biasanya menjadi sangat tegang, jadi Anda bisa mengenali pembohong dari tubuhnya yang kaku dan tak natural. Bahu agak terangkat, lengan atau pergelangan kaki disilangkan adalah sikap yang menunjukkan ketidaknyamanan atas ketidakjujuran sang pembohong.


4. Keringat berlebih

Berbohong adalah tindakan yang membuat orang yang berpengalaman sekalipun menjadi stres. Dan ketika kita berbohong (meskipun berbohong untuk kebaikan misalnya), keringat akan banyak keluar. Ini adalah respon alami dari tubuh yang sedang stres.


5. Tatap mataku

Orang yang sedang berbohong akan mencoba menghindari bertatapan mata dengan lawan bicaranya. Namun bila ia harus terpaksa bertatapan mata, ia akan menatap mata Anda dengan cara yang aneh; menatap tak berkedip atau sebaliknya, menatap dengan terlalu banyak kedipan mata.


6. Mengubah topik pembicaraan

Setiap orang akan merasa rapuh dan tak nyaman ketika berbohong. Bahkan jika orang itu adalah pembohong berpengalaman yang kebohongannya tak terlihat di raut wajahnya, tetap saja di dalam ia merasa panik. Seorang pembohong pasti akan mencoba untuk segera merubah topik pembicaraan dan melompat ke topik lain yang tak berisko membongkar kebohongannya.


7. Tangan menjadi terlalu aktif

Perhatikan setiap gerakan orang yang Anda curigai sedang berbohong. Pembohong cenderung suka membelai rambutnya, menyentuh wajah dan leher, menggosok dan menggaruk hidung atau menutup mulut lebih sering dari biasanya.

8. Terlalu defensif

Ketika Anda menyerang pembohong dengan fakta, mereka biasanya menjadi sangat defensif, menolak untuk menjawab pertanyaan dan bahkan balik menuduh Andalah yang berbohong. Jika ia merespon pertanyaan Anda dengan jawaban; "Kenapa kamu ingin tahu?" atau "Ah, itu gak penting," itu berarti ia telah mencapai batasnya dan menggunakan tindakan defensif sebagai serangan.

9. Tekanan suara dan kecepatan bicara

Saat orang sedang berbohong, nada bicaranya biasanya akan meninggi, karena pita suara yang menegang. Penipu kemudian akan mulai berbicara lebih cepat dari biasanya dengan nada monoton, gagap atau terbata-bata dan sering salah ucap.

10. Lebih leluasa berbohong dengan bantuan teknologi

Akan menjadi lebih mudah bila berbohong lewat telepon ata via sms dimana tak ada kontak mata dan bahasa tubuh yang terlihat. Di sisi lain, dengan menulis via sms akan memberi waktu untuk menyiapkan jawaban dan memperkuat alibi. Perhatikan ketika seseorang bicara tak seperti biasanya, selalu mencoba untuk segera mengubah topik pembicaraan dan selalu menggunakan perkataan seperti "Sejujurnya..." atau "Sebenarnya maksudku itu..."


No comments:

Post a Comment